"Masalah itu sebenarnya salah satu dampak dari informasi yang tidak jujur dan akurat soal seks. Informasi soal seks itu sering diberikan secara tidak jujur, enak dibilang ga enak," kata Baby Jim Aditya, Mpsi., saat ditemui dalam acara peluncuran Rumah Belajar Helena Sophie Paris, di Jakarta.Menurut Baby, secara alamiah anak-anak yang beranjak dewasa memiliki rasa ingin tahu yang besar. Jika kurang mendapatkan informasi soal seks atau jawaban mereka tidak dijawab secara utuh oleh para orangtuanya, anak akan mencari informasi di tempat yang salah."Kalau anak-anak tidak diberi pemahaman yang benar dan jujur itu repot. Anak jadi ga percaya sama yang ngajarin. Mereka akan cari pembenaran sendiri karena terlalu rumit bagi mereka mencari informasi yang benar dengan keterbatasannya," katanya.Ia juga menyoroti bagaimana dengan mudahnya anak-anak mengakses pornografi melalui internet. Dengan memberikan informasi yang benar soal seks, menurut Baby, dampak negatif dari pornografi bisa dikurangi."Sekarang lihat saja bagaimana hanya dengan satu klik anak-anak bisa melihat dunia termasuk pornografi di internet. Pemberian informasi soal seks secara jujur sebenarnya buat benteng mereka juga. Dimulai dari internal keluarga, meskipun nantinya mereka juga akan ada faktor eksternal," kata Baby.Faktor eksternal tersebut yaitu pengaruh lingkungan dan teman-teman sebaya. Tetapi, menurut perempuan aktivis gerakan pencegahan HIV/AIDS itu, sekuat apapun pengaruh eksternal kalau dasar internal dari keluarganya bagus, pengaruh negatifnya bisa kecil. Ia menyarankan untuk para orangtua memberikan informasi yang jujur soal seks dan juga selalu memperkaya diri dengan informasi.
Berikan Informasi Seks yang Jujur Pada Anak
Share
Penyakit menular seksual, HIV/ AIDS, serta kehamilan tidak diinginkan yang terjadi pada remaja, salah satu penyebabnya adalah informasi seputar seks yang kurang diberikan oleh para orangtua. Padahal, informasi tersebut sangat penting sebagai langkah pencegahan agar anak remaja tidak terjerumus dalam seks bebas.
"Masalah itu sebenarnya salah satu dampak dari informasi yang tidak jujur dan akurat soal seks. Informasi soal seks itu sering diberikan secara tidak jujur, enak dibilang ga enak," kata Baby Jim Aditya, Mpsi., saat ditemui dalam acara peluncuran Rumah Belajar Helena Sophie Paris, di Jakarta.Menurut Baby, secara alamiah anak-anak yang beranjak dewasa memiliki rasa ingin tahu yang besar. Jika kurang mendapatkan informasi soal seks atau jawaban mereka tidak dijawab secara utuh oleh para orangtuanya, anak akan mencari informasi di tempat yang salah."Kalau anak-anak tidak diberi pemahaman yang benar dan jujur itu repot. Anak jadi ga percaya sama yang ngajarin. Mereka akan cari pembenaran sendiri karena terlalu rumit bagi mereka mencari informasi yang benar dengan keterbatasannya," katanya.Ia juga menyoroti bagaimana dengan mudahnya anak-anak mengakses pornografi melalui internet. Dengan memberikan informasi yang benar soal seks, menurut Baby, dampak negatif dari pornografi bisa dikurangi."Sekarang lihat saja bagaimana hanya dengan satu klik anak-anak bisa melihat dunia termasuk pornografi di internet. Pemberian informasi soal seks secara jujur sebenarnya buat benteng mereka juga. Dimulai dari internal keluarga, meskipun nantinya mereka juga akan ada faktor eksternal," kata Baby.Faktor eksternal tersebut yaitu pengaruh lingkungan dan teman-teman sebaya. Tetapi, menurut perempuan aktivis gerakan pencegahan HIV/AIDS itu, sekuat apapun pengaruh eksternal kalau dasar internal dari keluarganya bagus, pengaruh negatifnya bisa kecil. Ia menyarankan untuk para orangtua memberikan informasi yang jujur soal seks dan juga selalu memperkaya diri dengan informasi.
"Masalah itu sebenarnya salah satu dampak dari informasi yang tidak jujur dan akurat soal seks. Informasi soal seks itu sering diberikan secara tidak jujur, enak dibilang ga enak," kata Baby Jim Aditya, Mpsi., saat ditemui dalam acara peluncuran Rumah Belajar Helena Sophie Paris, di Jakarta.Menurut Baby, secara alamiah anak-anak yang beranjak dewasa memiliki rasa ingin tahu yang besar. Jika kurang mendapatkan informasi soal seks atau jawaban mereka tidak dijawab secara utuh oleh para orangtuanya, anak akan mencari informasi di tempat yang salah."Kalau anak-anak tidak diberi pemahaman yang benar dan jujur itu repot. Anak jadi ga percaya sama yang ngajarin. Mereka akan cari pembenaran sendiri karena terlalu rumit bagi mereka mencari informasi yang benar dengan keterbatasannya," katanya.Ia juga menyoroti bagaimana dengan mudahnya anak-anak mengakses pornografi melalui internet. Dengan memberikan informasi yang benar soal seks, menurut Baby, dampak negatif dari pornografi bisa dikurangi."Sekarang lihat saja bagaimana hanya dengan satu klik anak-anak bisa melihat dunia termasuk pornografi di internet. Pemberian informasi soal seks secara jujur sebenarnya buat benteng mereka juga. Dimulai dari internal keluarga, meskipun nantinya mereka juga akan ada faktor eksternal," kata Baby.Faktor eksternal tersebut yaitu pengaruh lingkungan dan teman-teman sebaya. Tetapi, menurut perempuan aktivis gerakan pencegahan HIV/AIDS itu, sekuat apapun pengaruh eksternal kalau dasar internal dari keluarganya bagus, pengaruh negatifnya bisa kecil. Ia menyarankan untuk para orangtua memberikan informasi yang jujur soal seks dan juga selalu memperkaya diri dengan informasi.
0 komentar:
Posting Komentar